Bismillah, Assalamulaikum
...
Semoga pada sehat selalu ya kawan-kawanku, hari ini izinkan diriku untuk sharing pengalaman yang sangat amat berharga yaitu sharing pengalamanku pada saat menjalankan program Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhid Bandung. Mungkin teman-teman ada yang baru pertama kali mendengar kata SSG atau program ini tapi tentunya tahukan siapa pemilik pesantren Daarut Tauhid Bandung, ya tahu lah ya, yaitu Aa Gym yang pesantrenya masya Allah fasilitasnya, ada stable sendiri dan juga sudah menjalankan program ECO-Pesantren yang bebas sampah plastik yang mengharuskan para santrinya memiliki tumbler.
Pertama pas mau daftar buat SSG sempet ragu dan pernah diajak oleh kakak tingkat waktu itu masih semester awal dan waktu itu ada SSG angkatan 38 dibuka dan diriku masih mikir-mikir karena waktu praktikumnya masih baanyak waktu itu jadi ga ikut. Dan waktu dibuka SSG angkatan 39 disitulah aku mau ikut tapi masih ragu, disitulah bapak kambing hehe maksudnya owner bapak kambing Riswan Hakim yang menjadi ketua harian DKM An-Nahl 2019 mengajak saya dan meyakini saya buat ikutan program SSG ini. Dari situlah saya mulai meminta izin ke orangtua, mengurus surat kesehatan, dan surat-surat lainya. Alhamdulillah Allah mudahkan dan kamipun memulai diklatnya.
SSG ini memiliki waktu 3 bulan diklat yang berarti ada 12 pekan dan diakhiri dengan LATGANDA (Latihan Berganda). Dan setiap bulanya ada setiap tahapan yaitu :
1. Dobrak Diri
2. Bangun Diri
3. Bangun Tim
Setiap tahap memiliki tantanganya masing-masing tapi tahap yang paling awal memang adalah tahap mengumpulkan niat, maka saya sangat amat bersyukur sekali ada teman yang mendorong saya untuk ikut program SSG ini, alhamdulillah syukran ya rabb.
Tahap dobrak diri adalah yang paling berkesan dalam diri saya, yaitu momen ketika mengarungi solokan, mengarungi arus dan saling berpegangan tangan, lalu berdiri dengan satu kaki dan kaki lain dipegang oleh kawan yang didepanya sampai pegal dan harus bertahan seakan melawan arus dunia yang kotor bagai air solokan comberan, yang kuat dan saling berpegangan dengan kawan-kawan shaleh, allahu akbar sungguh sangat mengharukan kalau dihayati.
Lalu saat melakukan longmarch dari Gegerkalong sampai Cimahi, lalu setiba disana kita dilatih dengan "Halang Rintang" yang jumlahnya kalau gak salah 12 lupa maaf hehe. Diantaranya menjaga keseimbangan di balok kayu, memanjat dinding, menggelantung melewati air, dan snaplling dengan laporan dulu ke pelatih.
Dan masya Allah yang selalu diulang-ulang yang awalnya merasa dongkol dan sangat males bawaanya yaitu saat makan, kita diharuskan melapor terlebih dahulu dan juga harus makan dengan dibatasi waktu, tapi benarlah kata pepatah "Bisa Karena Biasa", tidak diperkenankan minum sebelum semuanya selesai dan juga laporan kembali setelahnya. Juga sangat amat selalu dan setiap diklat selalu diingatkan "PERKUAT DZIKIRNYA BUKAN MENGELUHNYA", "DIAMNYA SANTRI ADALAH DZIKIR". "TIDAK ADA YANG SIA SIA DZIKIR", ya kita senantiasa dibiasakan dzikir setiap saat masya Allah baarakallahufiikum wahai pelatih.
Momen mengharukan selanjutnya adalah setelah lepas halang rintang yang sangat melelahkan kita bermuhasabah dan lalu dipakaikan syal putih ssg dt dan saling berpelukan dengan pelatih mengucap rasa terima kasih dan saling memaafkan apabila ada khilaf.
Lalu setelah bulan pertama selesai ada bulan kedua tahap bangun diri, tahap ini yang paling berkesan adalah saat harus berjualan di cfd untuk menyumbang dana baksos dan kami ditantang untuk mengumpulkan dana sesuai target dan masing-masing target ada konsekuensinya.
Dan bulan ketiga adalah bangun tim, ini jujur sangat amat cape terutama pada saaat baksos baik sebelum hari H dan pada saat hari H, kebetulan untuk acara baksos ini diri ini diamanahi menjadi divisi kesekretariatan membantu sekretaris utama dalam hal surat menyurat dan pengarsipan. Yang paling berkesan adalah saat harus menjemput ustadz yang berlokasi di lembang keatas sangat amat jauh dan juga memulangkan beliau ke rumahnya dan sangat amat rasa kantuk menyerang, teman saya Kang Yopi juga ikut tertidur aduh wkwkwk yang membuat saya harus berjuang melawan rasa kantuk hehe.
Dan qadarallah wa maa syaa fa'al, momen yang paling ditunggu yaitu LATGANDA yang jatuh pada pekan terakhir yang dimana merupakan puncak dari program SSG untuk angkatan 39 pertama kali dalam sejarah SSG ditiadakan dan perlengkapan reward untuk para santri diberikan melalui paket. Alhamdulillah ala kulli haal pasti semuanya ada hikmahnya, dan Masya Allah Eyang yang menjadi ketua SSG yang bernama asli Eyang Nurhadi Subroto yang merupakan mantan pasukan angkatan darat yang pernah bersekolah diluar negri strategi perang hutan selalu menghibur kami dan juga mengirimkan video untuk memotivasi kami semua para santri SSG 39.
Maa Syaa Allah semoga Allah memberkahi semua orang yang ikut membuat program ini terutama Aa yang menjadi pemilik pesantren daarut tauhid, baaraakallaahufiihim wajazahumullahu khairan.
0 komentar:
Posting Komentar